Tuesday, September 18, 2018

MEMBENTUK INSAN KAMIL

MEMBENTUK INSAN KAMIL
ABSTRAK


Ayat ini menyatakan bahwa sesungguhnya Allah SWT. Telah memuliakan umat manusia, dengan memberi rezeki dari yang baik-baik dan manusia telah diberikan kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki mahluk lainnya. Oleh sebab itu manusia disebut ciptaan Allah SWT. Yang paling sempurna.

Ayat ini menyatakan bahwa sesungguhnya bahwa dari dalam diri Rasulullah terdapat suri teladan bagi kita umat manusia. Tidak semua, namun bagi orang yang selalu mengharap rahmat Allah dan mereka yang banyak menyebut nama Allah. Oleh sebab itu kita harus selalu mengingat Allah.

Dari kedua ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya manusia adalah mahluk yang sempurna, yang harus mengharap rahmat Allah dalam setiap keadaan. Dengan mengingat Allah SWT. Perilaku kita akan menjadi manusia yang mendekati kesempurnaan. Tentunya terdapat hambatan dalam mendekati kesempurnaan, diantaranya adalah godaan dari setan. Dan tentunya ada faktor pendukung, salah satunya adalah menerapkan sifat-sifat terpuji. Banyak sifat-sifat terpuji. Yang ingin saya bahas disini ialah Wara’, Zuhud, tawakkal, dan ikhlas.
Zuhud
Zuhud menurut KBBI artinya adalah perihal meninggalkan keduniawian. Orang yang zuhud lebih mengutamakan atau mengejar kebahagiaan hidup di akherat yang kekal dan abadi, daripada mengejar kehidupan dunia yang sementara. Seperti tertuang di Alquran QS. Al_Nisa, 4: 78.
Wara’
wara' menurut KBBI adalah selalu taat kepada Allah SWT dan menjauhi larangannya. Disini, lebih mendalam kepada menjauhkan diri dari hal-hal syubat(keraguan antara halal dan haram). Contohnya dalam kehidupan sehari-hari sangat lah banyak. Mulai dari makanan, minuman, dan lain lain.
Ikhlas
Iklhas menurut KBBI adalah bersih hati. Ikhlas inilah yang merupakan kunci diterimanya amal ibadah dan hanya dengan ikhlash inilah suatu bentuk amal-ibadah akan diberikan ganjaran pahala oleh Allah SWT
Tawakkal
Tawakal menurut KBBI adalah pasrah diri kepada kehendak Allah SWT. Lebih tepatnya, tawakal dilakukan setelah melakukan ikhtiar maksimal. Sebab orang yang bertawakal adalah orang yang sungguh-sungguh dalam melaksanakan suatu ‎pekerjaan. Seperti dalam firman Allah SWT pada QS Ali Imran ayat 159.